Senandung Masa Kecil - Sahabat Yang Hilang


Satu lagi, entah mengapa pingin menulis cerita seperti ini, menulis kejadian hidup yang pernah aku alami, cerita ini berdasarkan fakta dan kenyataan, mungkin aku harap bisa menjadi pelajaran bagi kita semua, ini adalah sebuah kisah, bukan kisah biasa, sebuah kisah tentang persahabatan, sebuah kisah tentang masa lalu, indahnya pertemanan, pentingnya sahabat dan rasa kehilangan...


*SENANDUNG MASA KECIL : SAHABAT YANG HILANG*

“Besok mau tukeran mainan apa???”Tanya seseorang tatkala aku menunggu mama menjemputku di TK itu, aku duduk diayunan, tertawa kecil, beralih ke jungkat jangkit, mengocehkan pertanyaannya, lagi lagi dia mengikutiku, mengejarku sampai tepat dibawah pohon Beringin disudut taman kanak kanak itu, aku menggumam kecil, mata bulatku menatap wajahnya yang memancarkan muka kesedihan

“Oh, ini untukmu”tambahnya, dia memberiku sebuah mainan, aku menangguk, mengucapkan terimakasih, lalu mengeluarkan sesuatu dari tas ransel kecil merah biru kepunyaanku

“ini, ini mainan kesayanganku, dijaga ya”kataku, membisu, ada jeda sejenak antara kami berdua, TK sudah terlihat agak sepi, orangtua kami masih belum menjemput, aku mulai mengajak dia main perosotan, lalu beralih kepada lomba lari, berlari mengelilingi arena permainan ditaman kanak kanak itu

“kata mama, aku dengar sebentar lagi aku mau SD loh”katanya, menyeringai, aku tertawa, menikmati dinginnya angin dibawah pohon beringin, daun pohon beringin itu menjuntai indah, tergulung gulung dalam balutan, seperti tali, terbuai oleh angin, dia memainkan tali itu, memaju-mundurkannya kedepan

“aku juga”kataku pelan, namun kurasa masih tetap terdengar olehnya, dia memandangku heran, matanya kosong

“eh, mamaku udah menjemput, dada”katanya, berlari tatkala ada yang menjemputnya didepan pintu gerbang, dia melambaikan tangan, tersenyum, aku menatap sisa sisa jejak kakinya yang terbekas jelas dibawah pasir putih, aku lalu duduk di ayunan, memaju mundurkannya dalam keheningan sampai mamaku tiba…

~~~

Hatiku sedih, hatiku gundah, tak ingin pergi berpisah,
Hatiku bertanya, hatiku curiga, mungkinkah kutemui kebahagiaan seperti disini,
Sahabat yang selalu ada, dalam suka dan duka,
Sahabat yang selalu ada, dalam suka dan duka…

Suara merdu Sherina langsung masuk menyerobot otak, aku terkejap, air mataku meleleh sedikit, Aku menggeser kursi meja komputerku, mengelap air mataku, lalu menggumam kecil, berpikir sejenak, namun aku tak menemukan sesuatu selain itu, hanya itulah sepenggal dari kisah yang masih aku ingat saat aku TK hingga saat ini, aku menggumam kembali, mencoba mengingat ngingat siapa nama bocah itu, aku lupa namanya, sahabat seperti apa aku ini ??? Sudah dua belas Tahun berlalu semenjak aku keluar dari Taman Kanak Kanak itu, namun aku lupa, entah siapa namanya, mungkin namanya sudah terkubur oleh rumitnya integral, limit, Matriks, Vektor, Energi Kinetik, Asam Basa, Aritmatika, dan segelintir Makanan Hapalan dan Menguras Otak yang sudah biasa kukonsumsi sebagai pelajar IPA, terbuai oleh ombak lautan bahasa bahasa asing yang mulai mengalir bagaikan alir, hingga hilang dimakan zaman, dan terkubur dalam dalam sebagai ingatan yang tak pernah kunjung hilang

Huft, aku tidak tahu bagaimana aku bisa mengucapkan terimakasih padanya, bahkan, aku tidak pernah bertemu dengannya sejak dua belas tahun ini, namanya saja aku tidak dapat mengingat, dalam foto kelas waktu TK pun dia tidak ada, ingin bagiku rasanya menemukan dia dalam situs jejaring social Facebook, berhubungan kembali, menjalin lalu lintas masa lalu yang kini terkesan hilang dalam bayangan, namun hasilnya Nihil, dalam ingatanku, kisah sewaktu taman kanak kanak Cuma itu. Dan bagiku, mungkin dia sahabat sejati, tapi tetap hilang ditelan bumi

Aku mematikan Televisi, Baru saja Acara Favoritku selesai, Idola Cilik yang ditayangkan oleh Salah satu Stasiun Televisi Swasta di Indonesia, aku suka melihat mereka, melihat anak anak yang bukan hanya sekedar pandai bernyanyi, tapi juga mempunyai cerita dibalik mereka yang patut diteladani, terutama persahabatan antar mereka yang cukup erat, membuatku kembali mengingat momen momen ketika aku seumuran mereka, membuka nada nada Masa Lalu, Bernostalgia, Mengingat atau sekedar membolak balikan buku usang saat aku duduk disekolah dasar, Bersiul, Mulai bersua menyenandungkan ingatan Masa Lalu yang sepertinya sudah termakan usia…

Aku menggumam sendiri, berpikir sejenak, menekan tombol tombol keyboard yang sepertinya sudah jarang aku tekan semenjak satu bulan ini, Angin dari kipas menyeruak, bayangan itu tiba tiba saja muncul dihadapanku, bayangan masa kecil yang membuat aku tidak bisa dan tidak akan pernah bisa melupakan kejadian itu

~~~

Saat itu aku tidak ingat aku menangis karena apa, yang aku ingat, saat istirahat, aku pergi bersembunyi sendirian dibelakang gedung sekolah SD ku yang masih papan, terduduk ditanah bersandarkan papan usang yang sudah mulai rapuh, tiba tiba saja datang seseorang menghampiriku, dia datang mencoba menghibur, aku berhenti menangis, kemudian dia berusaha membujukku untuk tegak dan kembali bermain bersama, aku menurutinya, dia sahabat yang baik, keesokan harinya dia memberiku sesuatu, entah apa itu, yang aku ingat, dahulu aku sangat menginginkan barang itu,

Setelah Kenaikan menuju kelas tiga, entah mengapa aku tidak ingat sama dia, yang aku tahu, beberapa hari setelahnya ada yang mengatakan bahwa dia pindah, dan aku acuh tak acuh, biasa aja, dan bersikap seolah tidak ada kejadian apapun. Dan inilah akibatnya, saat ini aku malah menyesali perbuatanku, Berharap aku masih bisa bertemu dengan Sahabat seperti dia, mengucap kata terima kasih pun aku tidak sempat, mau mencoba berhubungan kembali, sama seperti kejadian sebelumnya, aku sudah lupa siapa nama bocah itu, Apa aku ini pantas disebut sahabat??? Aku tidak tahu mengapa aku dahulu seperti begitu, mungkin karena umurku yang lebih muda dari teman temanku lainnya atau karena aku belum mengetahui begitu pentingnya sahabat???

Dua Sahabat terbaikku yang hilang, kemanakah mereka sekarang??? Ingin rasanya aku kembali memutar waktu, menelusuri masa lalu, kembali ke masa masa itu, sungguh, akhirnya aku sadar belum ada sahabat yang benar benar seperti mereka, yang selalu menemani dalam suka dan duka, ok, kuakui aku memang salah, Sahabatku sekarang tidak seperti mereka, semua penuh senyum tapi dalam hati mereka ada kegundahan, munafik... apel merah yang menggairahkan nafsu tapi berulat , percuma saja...

Ahhh.... Entahlah, biarkan waktu berlalu dengan sendirinya, walaupun nama dan bayangan wajahnya hilang diamakan zaman, kenangan kenangan seperti itu takkan pernah hilang, wahai sahabat yang hilang, kembalilah, aku ingin berjumpa untuk mengucapkan lima kata, terima kasih telah menjadi sahabatku…

I miss u

Comments

Post a Comment

Popular Posts