Fiksi Puisi - Aku, Ayah dan Toba Kita




Dari danau toba ini, semua terlihat jelas, semua kenangan kita, ayah
Aku bisa menapak rindu meski tanpa pelukanmu,
Menyanyi bersama debur pelan air danau toba,
Menatap indah sinar jingga parau bercampur biru langit kelabu senja,
Dan mega putih yang memecah samosir, hatiku berdesir.

Pagi pagi ditengah dinginnya udara danau toba, kau sudah hilang,
Mencari ikan, entah dimana kau menyebrang,
Melawan angin kencang dan gelombang,
Aku tak pernah tahu kau sedang bimbang.

Pulang-pulang membawa ikan betutu,
Setiap hari, aku tak bosan, aku tak malu,
Punya ayah seorang nelayan sepertimu.

Aku sekarang merindumu.

Entah dimana kau sekarang ayah,
Tanpa kabar, pergi tak pernah kembali lagi,
Meninggalkanku sendiri menjejaki hidup ini.

Tenggelam dalam danau? Bercengkrama dengan alam?
Atau mencari rindu pada gemerlap berlian dalam hatiku?
Toba, dimana ayah?
Sampai detik ini toba tak menjawab, tak pernah dia menjawab,
Semua kenangan kita ayah, aku kau dan toba kita, 
Tapi yang dia tahu, aku merindumu.
Ayah, aku merindumu.

Comments

Popular Posts