“Dari Sampah Menjadi Bahan Bakar, Kenapa Tidak???”
Bumi sudah semakin tua, kita semua tahu
itu, tetapi tidak semua orang sadar akan hal itu. Semua, apa yang disediakan di
alam dihabiskan, segala sumber daya alam yang kita punya dihabiskan oleh
segelintir orang tanpa ada upaya untuk pemulihan kembali. Hutan digundul habis
hanya untuk keuntungan semata tanpa ada penanaman kembali, yang nantinya akan
menghancurkan lingkungan, banjir, longsor, dan lain sebagainya. Pemakaian
energi terus dilakukan tanpa ada penghematan, tanpa sadar atau takut bahwa suatu
saat energi itu akan habis. Hanya sedikit yang sadar bahwa harus ada tindakan perubahan yang kita lakukan
agar bumi tetap bersahabat dengan kita.
Pada dasarnya, energi terbagi atas dua
jenis, energi yang dapat diperbaharui dan energi yang tidak dapat diperbaharui.
Energi yang dapat diperbaharui adalah energi yang berasal dari lingkungan seperti
matahari, air, angin dan sebagainya yang dalam artiannya tidak akan habis. Salah
satu contoh pemanfaatannya adalah dalam Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
yang sudah sering digunakan untuk menghasilkan energi listrik. Sedangkan Energi
yang tidak dapat diperbaharui adalah energi yang terbatas, butuh waktu jutaan
tahun untuk memperolehnya seperti minyak bumi, batu bara dan gas alam.
Tanpa sadar atau tidak, energi yang sering
kita gunakan dan tidak akan pernah terlepas dalam kehidupan sehari hari adalah
Energi yang tidak dapat diperbaharui. Bensin, solar untuk kendaraan bermotor, minyak
tanah dan bahan bakar gas untuk memasak, yang dapat merusak lingkungan karena
menghasilkan gas karbon dioksida yang banyak dan menyebabkan pemanasan global.
Tidak terhitung triliunan kendaraan
berbahan bakar minyak beroperasi setiap harinya, tidak terhitung konsumsi bahan
bakar yang digunakan tiap harinya, tidak terhitung berapa banyak konsentrasi
karbon dioksida yang dihasilkan setiap harinya sehingga merusak ozon yang akan
menyebabkan pemanasan global.
Salah satu tindakan pencegahan yang
harus kita lakukan dalam rangka mencegah energi tersebut habis adalah melakukan
penghematan energi, seperti mematikan lampu atau alat listrik lain yang tidak
digunakan. Menggunakan Kendaraan Berbahan Bakar Motor seperlunya, dapat menghemat
konsumsi bahan bakar, mengurangi polusi udara dan pemanasan global.
Selain pengehematan, untuk mengatasi “ketergantungan”
kita akan hal tersebut, perlu adanya energi
alternatif sehingga kita tidak memiliki ketergantungan lagi terhadap bahan
bakar fosil (minyak bumi, batu bara dan gas alam) yang tidak dapat diperbaharui.
Untuk itu digunakan energi yang dapat diperbaharui, salah satunya adalah biogas
yang bahan bakunya dapat diperoleh dari sampah yang digunakan untuk alternatif
pengganti bahan bakar ketika minyak bumi dan gas alam habis.
Biogas adalah bahan bakar gas yang
dibuat dengan pemanfaatan bahan organik seperti sampah dan bakteri secara
fermentasi. Sampah yang dapat digunakan sebagai bahan baku adalah sampah organik,
sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun kering, sisa makanan, kotoran
hewan dan lain sebagainya. Adapun hasil yang diperoleh berupa gas Metana.
Gas Metana adalah gas yang digunakan
dalam kehidupan sehari hari atau lebih dikenal dengan “gas elpiji”. Produksi
tabung gas ini di Indonesia dilakukan oleh PT Pertamina dan penggunaannya
dikalangan masyarakat beberapa tahun ini cukup populer sebagai bahan bakar
untuk memasak dan telah disetujui dan diberi subsidi oleh pemerintah (pembagian
tabung gas elpiji 3kg gratis) sebagai konversi dari kompor berbasis bahan bakar
minyak tanah.
Dalam proses pembuatan biogas ini, gas
metana dihasilkan dari proses fermentasi anaerob dengan bantuan bakteri anaerob
dengan bahan baku sampah organik. Mula-mula bahan baku sampah organik
dimasukkan kedalam digester (suatu wadah penampung tertutup) lalu ditutup dan
dengan bantuan bakteri anaerob maka setelah beberapa lama waktu (7 sampai 10
hari) terjadilah proses fermentasi didalam digester yang mengubah komposisi
dari sampah organik menjadi gas metana. Anaerob maksudnya proses yang dilakukan
tidak memerlukan oksigen atau dalam arti kata lain prosesnya dilakukan dalam
bejana tertutup.
Gas metana yang dihasilkan dari proses
ini cukup besar sekitar 70% tergantung dari bahan bakunya. Nah gas metana yang
terbentuk ini dapat kita gunakan sebagai bahan bakar “gas elpiji” yang kita
gunakan untuk memasak.
Dari sampah menjadi bahan bakar, kenapa
tidak???
pakek bantuan miroba itu khan?
ReplyDeleteiya, mikrobanya dari famili methanobacteriaciae (bakteri penghasil gas methana) yang biasanya ditemukan dalam saluran pencernaan hewan ruminatia (kerbau, sapi)
ReplyDeleteohhh,,
ReplyDeletejadi mana yang lebih banyak menghasilkan gas metan, dari sampah ato dari kotoran sapi?
campuran semua sampah yang organik (termasuk daun kering, kotoran sapi) dapat menghasilkan gas metan, kotoran sapi diperlukan untuk starter mikroba nya, semakin banyak campuran kotoran sapinya, gas yg dihasilkan juga semakin banyak
ReplyDeleteoooo...
ReplyDeletesaya setuju